Lubuk (2024)

30 tahun yang lalu, Titi dan Dirwan muncul di sebuah kota kecil dan mengambil alih sebuah rumah besar kumuh di mana mereka mengubahnya menjadi rumah yang unik dan indah bagi para tunawisma dan mereka yang tidak punya tempat untuk dituju. Hal ini telah menciptakan kehebohan di antara masyarakat kecil dan kota-kota terdekat terutama karena Dirwan tidak pernah meminta pembayaran apa pun dan dia telah melakukan upaya dan tindakan besar untuk memberikan perawatan dan fasilitas terbaik bagi para penghuninya. Tanpa diketahui semua orang, rumah penampungan itu hanyalah kedok untuk bisnis lain yang menggelikan tetapi gelap dan menyeramkan. Bisnis yang telah diuntungkan Titi dan Dirwan selama hampir 2 dekade. Fasadnya yang menawan dan keramahtamahannya yang hangat memikat korban yang tidak menaruh curiga. Tempat ini sempurna karena terletak di pinggir kota, jauh dari siapa pun dan ditambah dengan layanan internet dan telepon seluler yang tidak dapat diandalkan.